Minggu, 29 April 2012

cognitive behavioral therapy (CBT)


Definisi
CBT adalah pengobatan atau terapi yang didasarkan pada premis bahwa pikiran menentukan perasaan. Pasien diajarkan untuk memonitor pikiran mereka dan mengidentifikasi orang-orang yang memicu perasaan dan tindakan adiktif. Sementara mereka belajar cara-cara keterampilan baru untuk mengatasi dan mencegah kambuh. CBT biasanya membutuhkan 3 bulan perawatan, atau kira-kira 12 mingguan sesi. Tahap awal terapi perilaku, berfokus pada suatu perilaku spesifik dan situasi di mana gangguan impulse control menyebabkan kesulitan terbesar. Sebagai terapi yang berkembang, terapi ini lebih fokus pada asumsi-asumsi kognitif dan distorsi yang telah dikembangkan dan berefek pada perilaku. Terapi ini melibatkan penilaian jenis penyeimbangan, keterampilan dalam pemecahan masalah dan mengatasi strategi pelatihan, pemodelan dalam terapi, mendukung kelompok-kelompok, dan menjaga pikiran.
Prinsip-prinsip dalam CBT
CBT menggunakan dua pendekatan dasar dalam membawa perubahan: (1) restrukturisasi peristiwa kognitif dan (2) social dan pelatihan keterampilan interpersonal. Dua pendekatan ini dibangun di atas dua jalur penguatan: (1) memperkuat pikiran yang mengarah pada perilaku positif dan (2) memperkuat perilaku karena konsekuensi positif dari perilaku itu. Pendekatan ini mempunyai cabang dalam terapi kognitif, yang terakhir di terapi perilaku. Bersama-sama, mereka membentuk platform penting CBT.
Jenis-jenis CBT
Terapi perilaku kognitif (CBT) berasal dari dua bidang yang berbeda, teori kognitif dan teori perilaku.
1. Terapi Behaviorisme  yang berfokus pada perilaku eksternal dan disregards internal proses mental.
2. Terapi Pendekatan kognitif, dengan kontras, menekankan pentingnya proses pemikiran internal.
Pada awal 1960-an, terapi mulai mengembangkan unsur-unsur yang dicampur terapi perilaku dengan terapi kognitif. Dengan demikian, meskipun terapi perilaku dan kognitif pendekatan tampaknya berkembang di jalan paralel, dari waktu ke waktu dua pendekatan digabung ke dalam apa yang sekarang disebut terapi kognitif-perilaku.
CBT berfokus pada kognitif: elemen dan struktur kognitif
1.       Pikiran otomatis
Pikiran kognitif yang otomatis jangka pendek peristiwa . Mereka tampaknya terjadi tanpa berpikir atau secara otomatis sebagai tanggapan atas peristiwa eksternal. Pikiran seperti ini juga bisa disebut pikir kebiasaan dalam rangka untuk membantu klien mengerti bahwa kebiasaan berpikir itu mirip dengan perilaku kebiasaan, yang dapat menjadi fokus perubahan.
2.       Dasar-dasar asumsi dan keyakinan inti.
Proses asumsi kognitif jangka panjang dan keyakinan inti kurang tersedia untuk kesadaran individu daripada pikiran otomatis (Seligman, Walker, dan Rosenhan, 2001). Mental proses lebih tahan lama dan stabil, dan mereka membantu menentukan proses mental jangka pendek yang berada dalam keadaan sadar. Dasar-dasar asumsi dan keyakinan inti dapat dipandang sebagai skema, atau organisasi sistem, bahwa struktur orang berpikir otomatis.
CBT berfokus pada perilaku: kemampuan interpersonal dan sosial
Kemampuan tersebut meliputi keterampilan komunikasi, pelatihan ketegasan, keterampilan meningkatkan hubungan, pelatihan resolusi konflik dan manajemen agresi.
Fokus tanggungjawab CBT: membangun ketrampilan sosial
mengembangkan keterampilan untuk hidup dalam harmoni dengan masyarakat dan terlibat dalam perilaku yang berkontribusi terhadap hasil positif dalam masyarakat. Ini melibatkan membangun sikap dan keterampilan yang diperlukan untuk bertanggung jawab secara moral dan untuk mengembangkan empati dan kepedulian akan kesejahteraan dan keselamatan orang lain.
Kelebihan dan kekurangan CBT
1.salah satu kelebihnnya yaitu dapat mengukur kemampuan interpersonal dan kemampuan sosial seseorang
2. membangun keterampilan sosial seseorang
3. keterampilan komunikasi atau bersosialisasi
4. pelatihan ketegasan
5. keterampilan meningkatkan hubungan
6. pelatihan resolusi konflik dan manajemen agresi
7. tidak berfokus pada satu sisi saja ( tidak hanya perilaku) tetapi juga dalam kognitif seseorang
Sedangkan kekurangannya yaitu hanya mengukur dan mengatahui kondisi pada saat itu, selain itu membutuhan waktu yang relatif lama.

Daftar Pustaka:
Tigmen, dkk. 2007. Cognitive-behavioral  treatment. Washington DC: National Institute of Corrections
Young,K. S. 2007. Cognitive Behavior Therapy with Internet Addicts: Treatment Outcomes and Implications. cyberpsychology & behavior. Volume 10, Number 5

Jumat, 27 April 2012

Hey Mr. Smile!!! [part - 1]

Hey all, namaku Reenz aku adalah seorang mahasiswi jurusan psikologi salah satu universitas swasta di kota ini. saat ini adalah tahun ke-2 aku menikmati kehidupan menjadi seorang mahasiswa *menyenangkan
Pergantian semester adalah suatu hal yang selalu aku tunggu-tunggu, karena aku akan mendapatkan teman-teman baru lagi yang pastinya beda dengan tahun kemarin. Well, memang sistem di Universitas ini agak sedikit berbeda dengan Universitas lain, mahasiswa disini dapat memilih kelas mereka sesuka hati namun tetap berpegang teguh (?) pada jatah sks masing-masing smester.

Yak,hari ini sebenarnya udah beberapa minggu aku kuliah disemester 2 ini dan tugas-tugas kuliahpun mulai berdatangan dengan tidak diundang *loh. 

-kelas psikologi kepribadian-

Kelompokku kebagian jatah untuk presentasi hari ini, kami berempat dibagi dalam kelompok-kelompok kecil. setiap kelompok terdiri sekitar 6-10 mahasiswa dan kami harus presentasi (menjelaskan) materi yang telah kita pelajari. 

Presentasipun berjalan dengan lancar *walopun gak tau pada mudeng apa kgak >.<
ada beberapa yang tanya, dan akupun menjawab sesuai dengan materi yang telah aku jelaskan.

tiba-tiba seorang cowok bertanya....

dia: hey, nomer hp mu berapa?
aku: hah? buat apa? (heran, baru kenal tiba-tiba udah minta no hp *walopun kita udah satu kelas berminggu-minggu)
dia: kita kan sekelas....*dengan sebuah senyuman di bibirnya
aku: ow iya ding...*lupa 
nomerku 089..... bla bla bla
dia: oke thanks *sambil memencet-mencet hp nya
ow iya siapa tadi?
aku: reenz *bukannya tadi pas presentasi udah nyebutin namaku ya
dia: owh, reenz *pencet-pencet hp lagi
aku: hmm....

satelah selesai kelas...
aku terus bertanya-tanya siapa ya nama cowok tadi, bukannya aku dah lama sekelas sama dia tapi kok aku gak tau namanya ya???
aish....gak tau ah!!!
*I like his smile - manis


-to be continue-

Jumat, 13 April 2012

struktur kepribadian menurut Eysenck

Eysenck berpendapat bahwa dasar umum sifat-sifat kepribadian berasal dari keturunan dalam bentuk tipe dan trait. Namun dia juga berpendapat bahwa semua tingkah laku dipelajari dari lingkungan. Menurutnya kepribadian adalah keseluruhan pola tingkah laku actual maupun potensial dari organisme, sebagaimana ditentukan oleh keturunan dan lingkungan.

HIRARKI FAKTOR-FAKTOR KEPRIBADIAN

Kepribadian sebagai organisasi tingkah laku oleh Eysenck dipandang memiliki empat tingkatan hirarkis, berturut-turut dari hirarki yang tertinggi ke hirarki yang terendah.

1.    Hirarki tertinggi : Tipe, kumpulan dari trait yang mewadahi kombinasi trait dalam suatu dimensi yang luas.

2.    Hirarki kedua : Trait, kumpulan kecenderungan kegiatan, koleksi respon yang saling berkaitan atau mempunyai persamaan tertentu. Ini adalah disposisi kepribadiuan yang penting dan permanen.

3.    Hirarki ketiga : Kebiasaaan tingkah laku atau berfikir, kumpulan respon spesifik, tingkah laku atau fikiran yang muncul kembali untuk merespon kejadian yang mirip.

4.    Hirarki terendah : Respon spesifik, tingkah laku yang secara actual dapat diamati, yang berfungsi sebagai respon terhadapp suatu kejadian.



DIMENSI TIPE KEPRIBADIAN

Eysenck menemukan tiga dimensi tipe kepribadian  yakni ekstraversi (E), neurotisme (N), dan psikotisme (P). Yang masing masing dumensi saling asing, sehingga dapat berlangsung kombinasi antar dimensi secara bebas. Masing-masing tipe merupakan kumpilan dari 9 trait, sehingga ssemuanya ada 27 trait. Tiga dimensi itu adalah bagian normal dari struktur kepribadian. Semuanya bersifat bipolar , ekstraversi lawannya introversi, neurotisme lawannya stabilita, psikotisme lawannya fungsi superego. Semua orang berada dalam rentangan bipolar itu mengikuti kurva normal, artinnya sebagian besar orang berada ditengah-tengah polarisasi dan semakin mendekati titik ekstrim, jumlahnya semakin sedikit.

EKSTRAVERSI (E)
NEUROTISME (N)
PSIKOTISME (P)
Sociable
Cemas
Agresif
Lincah
Tertekan
Dingin
Aktif
Berdosa
Egosentrik
Asertif
Harga diri rendah
Tak pribadi
Mencari sensasi
Tegang
Impulsive
Riang
Irasional
Antisosiaal
Dominan
Malu
Tak empatik
Bersemangat
Murung
Kreatif
Berani
Emosional
Keras hati


EKSTRAVERSI

Istilah ekstraversi dan introversi dipakai pertama kali oleh Jung. Menurut Jung, ekstraversi adalah orang yang pandangannya objektif dan tidak pribadi, sedang introversi adalah orang yang pandangannya subjektif dan individualis, konsep Eysenck mengenai ekstraversi dan introversi lebih dekat dengan pemakaian istilah itu secara popular.

Ekstraversi mempunyai sifat : sociable, lincah, aktif, asertif, mencari sensasi, riang, dominan, bersemangat, berani

Introversi mempunyai sifat kebalikan dari ekstraversi : tidak social, pendiam, pasif, ragu, banyak fikiran, sedih, penurut, pesimis, penakut.

Penyebab utama perbedaan antaara ekstraversi denagn introversi adalah tingkat keterangsangan korteks (CAL = Cortical Arousal Level), kondisi fisiologis yang sebagian besar bersifat keturunan. CAL tingkat rendah artinya korteks tidak peka, reaksinya lemah. Sebaliknya CAL tinggi, korteks mudah terangsang untuk bereaksi. Orang yang ekstraversi CAL-nya rendah, sehingga dia banyak membutuhkan rangsangan inderawi untuk mengaktifkan korteksnya. Sebaliknya introversi CAL-nya tinggi, dia hanya membutuhkan miskin rangsangan social, seperti membaca, olahraga soliter (main sky, atletik), organisasi persaudaraan eksklusif. Sedangkan orang ekstrovers memilih berpartisipasi dalam kegiatan bersama, pesta hura-hura, olahraga beregu (sepak bola, arung jeram ), minuman alcohol dan menghisap mariyuana.

NEUROTISME

Neuritisme-stabilita mempunyaikomponen hereditas yang kuat. Eysenck melaporkan beberapa penelitian yang menemukan bukti dasar genetic dan trait neurotik, seperti gangguan kecemasan, histeria, dan obsesif komplusif. Orang-orang yang skor neurotiknya tinggi sering mempunyai kecenderungan reaksi emosional yang berlebihan dan sulit kembali normal sesudah emosinya meningkat. Mereka sering mengeluh dengan symptom fisik, seoerti sakit kepala, sakit pinggang, dan pemasalahan psikologis yang kabur seperti khawatir dan cemas.

Menurut Eysenck, skor neurotisme mengikuti model stress-diatesis (diathesis-stress-model). Yaitu skor N yang tinggi lebih rentan untuk terdorong mengembangkan gangguan neurotic dibanding skor N yang rendah, ketika menghadapi situasi yang menekan. Dasar biologis dari neurotisme adalah kepekaan reaksi system syaraf otonom (ANS=Automatic Nervous System). Orang yang kepekaan ANS-nya tinggi, pada kondisi  lingkungan wajar sekalipun sudah merespon secara emosional sehingga mudah mengembangkan gangguan neurotic.

-Neurotisme yang mempunyai skor ANS tinggi yaitu individu mudah memberi respon secara emosional (emosi tidak stabil), seperti : cemas, tertekan, berdosa, harga diri rendah, tegang, irrasional, malu, murung, emosional.

-Jika ANS-nya rendah maka individu tersebut mempunyai respon yang tidak emosional atau emosi stabil.



PSIKOTISME

Orang yang psikotismenya tinggi tidak harus psikotik, tetapi mereka mempunyai predisposisi untuk mengidap stress dan mengembangkan gangguan psiotik. Pada masa orang hanya mengalami stress yang rendah, skor P yang tinggi mungkin masih bisa berfungsi normal, tetapi ketika mengalami stress yang berat, orang menjadi psikotik yang ketika stress yang berat itu sudah lewat, fungsi normal kepribadian sulit untuk diraih kembali.         

Orang yang skor psikotismenya tinggi memiliki trait : agresif, dingin, egosentrik, tak pribadi, impulsif, antisocial, tak empatik, kreatif, dan keras hati.

Sedangkan orang yang skor psikotismenya rendah mempunyai trait kebalikannya : baik hati, hangat, penuh perhatian, akrab, tenang, sangat social, empatik, kooperatif, dan sabar.
       
Source : Fiest, J. Fiest. Theoriest of Personality. 2008. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

great voice!!!

lagi kena sindrom anak-anak jaman sekarang, jadi suka korea-koreaan gitu -.-

recommended nih suaranya Kim Bo Kyung boleh banget!!!

suaranya kyak semacam Anggun sama Adele gitu, ah pokoknya keren banget ^^,

 ini dia kim Bo Kyung




dia juga ngisi soundtracknya city hunter yang judulnya "suddenly"

kayaknya setiap pergantian episode deh lagunya diputer, kalo gak salah episode yang udah hampir akhir-akhir ;D

but overall emang suara dia bagus banget,,sumpah gue kesemsem XD

gak tau sebenernya dia nyanyi apa, tapi cuma denger suaranya aja tu udah bagus banget *dasar!!

lagu yang gue suka :
1. Hurt
2. Day by Day
3. Suddenly 

Kamis, 12 April 2012

kisah bunga matahari

aku adalah bunga matahari 

aku membutuhkan sinar matahari untuk bertahan hidup
namun kadang matahari tak menyinariku karena terhalang oleh awan

kadang hujan juga menghalanginya

sungguh aku membutuhkan matahari untuk hidup

saat melihatnya muncul dipagi hari hatiku serasa hangat...damai

seakan kebahagiaan mengitariku saat itu

seharian aku menatap matahari 

terus manatap

dan ingin terus menatapnya seperti ini

aku bahagia..

aku merasa hidup..

aku jatuh cinta pada matahari..

saat malam datang

aku akan termenung..layu

hatiku dingin..membeku

merindukan sang matahari

saat pagi datang

dia menyapaku dengan senyuman manisnya

aku merasa hidup lagi setelah tersiksa dengan dinginnya malam

aku bahagia bisa menatapnya

aku ingin memiliki matahari

aku ingin bersama matahari

tapi semua itu tidak mungkin

aku hanya bunga matahari yang hina

tempatku tidak sama dengan matahari

aku juga tidak akan bisa menggapai matahari

namun, aku bahagia selama matahari masih menyinariku dan membuat aku terus hidup walau tidak berdampingan dengannya

aku akan menerima..

dan aku masih terus mengaguminya

By : Reenz

Sabtu, 07 April 2012

shocking moment

tadi malam sekitar jam 7.30 aku nganter temen ke sebuah dusun tempat dia mengajar TPA, katanya dia mau izin ke takmir masjid desa tersebut untuk kerja bakti besok paginya. 

aku nunggu di depan rumah pak takmir dan masih diatas motor ketika ada seorang bapak-bapak datang menghampiri....*jeng-jeng

bapak tak dikenal: lagi apa mbak?

aq  : ini pak lagi nunggu temen *sambil senyum dan masih tetep nangkring di motor (gak sopan>.<) 

bpk : lha rumahnya mana mbak (pake bhs jawa)

aq  : deket sini kok pak, ngekos

bpk : aslinya?

aq  : jauh pak

bpk : ow di kota ya?

aq  : hmm..*senyum garing 

bpk : namanya siapa mbak? (ini ngapain juga tanya nama segala *bingung) 

aq  : ow..saya rina pak

bpk : (tanpa ditanya) saya sum*****(gak jelas siapa namanya)

aq  : (cuman senyum *kecut)

bpk : sampun gadah garwo dereng? (udah punya suami belom?)

*pertanyaan macam apa ini?????!!! >,<

aq  : hah? (shocking bgt!!!)
oh belum pak, saya masih sekolah kok masih kuliah

bpk : di UII?

aq  : iya 

bpk : saya itu mondok (dalem hatiku - hah? mondok kok kayak gini?)

belum sempet tanya mondok dimana tiba-tiba dia bilang...

bpk : mondok di RSJ pakem itu lho mbak....(sambil senyum-senyum)

APA???????!!!! ternyata aq ari tadi ngobrol ama orang yang mondok di RSJ!!!!!!! *pura-pura tenang padahal udah pengen lari X(

aq  : udah berapa lama pak? (masih sok tenang)

bpk : udah 5 bulan mbak,,ini motornya baru ya? (sambil mendekat pegang-pegang motor *aih...gue pengen teriak sebenernya >.<) 

aq  : *diem-senyum-shock

bpk : *masih nagajak ngobrol-ngobrol gak jelas

aq  : *jawab seadanya dan berdoa, berharap bpknya cepet pergi 

yang aq nanti-nantikan pun datang...........*jingkrak-jingkrak

bpk : itu rumah saya disana..saya pulang dulu ya

aq  : iya pak *dengan senang hati

fffiiiiuuuuuuuuuuuuuuuhhhhhhhhhh.................legaaaaaaaaaaaaa!!!!!!!
akhirnya bisa bernapas............

temenku dateng dan aq ceritain semua kejadian shocking itu, dia cuma ketawa ngakak *sial

Kamis, 05 April 2012

Pengertian dan Perbedaan Gender dan Seks

Istilah “gender” dikemukakan oleh para ilmuwan sosial dengan maksud untuk menjelaskan perbedaan perempuan dan laki-laki yang mempunyai sifat bawaan (ciptaan Tuhan) dan bentukan budaya (konstruksi sosial). Seringkali orang mencampuradukkan ciri-ciri manusia yang bersifat kodrati (tidak berubah) dengan yang bersifat non-kodrati (gender) yang bisa berubah dan diubah. Perbedaan peran gender ini juga menjadikan orang berpikir kembali tentang pembagian peran yang dianggap telah melekat, baik pada perempuan maupun laki-laki.



Gender

Gender adalah perbedaan peran, fungsi, dan tanggungjawab antara laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil konstruksi sosial dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan jaman.



Seks

Seks adalah perbedaan jenis kelamin yang ditentukan secara biologis. Seks melekat secara fisik sebagai alat reproduksi. Oleh karena itu, seks merupakan kodrat atau ketentuan Tuhan sehingga bersifat permanen dan universal.



Perbedaan Gender dan Seks

GENDER SEKS
JENIS KELAMIN
- Bisa berubah
- Dapat dipertukarkan
- Tergantung musim
- Tergantung budaya masing-masing
- Bukan kodrat (buatan
masyarakat)

- Tidak bisa berubah
- Tidak dapat dipertukarkan
- Berlaku sepanjang masa
- Berlaku di mana saja
- Kodrat (ciptaan Tuhan):
perempuan menstruasi,
hamil, melahirkan, menyusui


Teori Nurture

Menurut teori nurture, adanya perbedaan perempuan dan laki-laki pada hakikatnya adalahhasil konstruksi sosial budaya sehingga menghasilkan peran dan tugas yang berbeda. Perbedaan tersebut menyebabkan perempuan selalu tertinggal dan terabaikan peran dan konstribusinya dalam hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Perjuangan untuk persamaan dipelopori oleh orangorang yang konsen memperjuangkan kesetaraan perempuan dan laki-laki (kaum feminis) yang cenderung mengejar “kesamaan” atau fifty-fifty yang kemudian dikenal dengan istilah kesamaan kuantitas (perfect equality). Perjuangan tersebut sulit dicapai karena berbagai hambatan, baik dari nilai agama maupun budaya. Karena itu, aliran nurture melahirkan paham sosial konflik yang memperjuangkan kesamaan proporsional dalam segala aktivitas masyarakat seperti di tingkatan manajer, menteri, militer, DPR, partai politik, dan bidang lainnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, dibuatlah program khusus (affirmatif action) guna memberikan peluang bagi pemberdayaan perempuan yang kadangkala berakibat timbulnya reaksi negatif dari kaum laki-laki karena apriori terhadap perjuangan tersebut.



Teori Nature

Menurut teori nature, adanya perbedaan perempuan dan laki-laki adalah kodrat sehingga tidak dapat berubah dan bersifat universal. Perbedaan biologis ini memberikan indikasi dan implikasi bahwa diantara kedua jenis tersebut memiliki peran dan tugas yang berbeda. Manusia, baik perempuan maupun laki-laki, memiliki perbedaan kodrat sesuai dengan fungsinya masing-masing. Dalam kehidupan sosial, ada pembagian tugas (division of labour), begitu pula dalam kehidupan keluarga karena tidaklah mungkin sebuah kapal dikomandani oleh dua nakhoda. Talcott Persons dan Bales (1979) berpendapat bahwa keluarga adalah sebagai unit sosial yang memberikan perbedaan peran suami dan isteri untuk saling melengkapi dan saling membantu satu sama lain. Keharmonisan hidup hanya dapat diciptakan bila terjadi pembagian peran dan tugas yang serasi antara perempuan dan laki-laki, dan hal ini dimulai sejak dini melalui pola pendidikan dan pengasuhan anak dalam keluarga. Aliran ini melahirkan paham struktural fungsional yang menerima perbedaan peran, asal dilakukan secara demokratis dan dilandasi oleh kesepakatan (komitmen) antara suami-isteri dalam keluarga, atau antara perempuan dan laki-laki dalam kehidupan masyarakat.



Teori Equilibrium

Disamping kedua aliran tersebut, terdapat paham kompromistis yang dikenal dengan keseimbangan (equilibrium) yang menekankan pada konsep kemitraan dan keharmonisan dalam hubungan antara perempuan dan laki-laki. Pandangan ini tidak mempertentangkan antara kaum perempuan dan laki-laki karena keduanya harus bekerjasama dalam kemitraan dan keharmonisan dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, dan berbangsa. Karena itu, penerapan kesetaraan dan keadilan gender harus memperhatikan masalah kontekstual (yang ada pada tempat dan waktu tertentu) dan situasional (sesuai situasi/keadaan), bukan berdasarkan perhitungan secara matematis (jumlah/quota) dan tidak bersifat universal.





Source :

Sasongko,S. 2009. Modul 2 Konsep dan Teori Gender. BKKBN:Tidak diterbitkan